Beranda | Artikel
Fadhail Shahabat Nabi  Shallallahu Alaihi wa Sallam
Senin, 18 September 2023

FADHAIL PARA SHAHABAT NABI SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Fadhilah Shahabat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ  [التوبة/100]

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar . [At Taubah/9 : 100].

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «لا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، لا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذهباً مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلا نَصِيفَهُ». متفق عليه

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian mencela para sahabatku! jangan kalian mencela para sahabatku!   Demi yang jiwaku berada di tanganNya, jikalau seseorang diantara kalian berinfak emas sebesar bukit Uhud niscaya hal itu tidak bisa menandingi satu mud (yang diinfakkan oleh) mereka bahkan tidak pula setengahnya“. Muttafaq alaih .[1]

Fadhilah Kaum Muhajirin dan Anshar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (8) وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ  [الحشر/8- 9]

“Juga bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung”. [Al Hasyr/59: 8-9] .

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ  [الانفال/74]

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia”. [Al Anfaal/8: 74].

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «لَوْلا الهِجْرَةُ لَكُنْتُ امْرَءاً مِنَ الأْنصَارِ، وَلَوْ سَلَكَ النَّاسُ وَادِياً وَسَلَكَتِ الأَنْصَارُ وَادِياً أَوْ شِعْباً لَسَلَكْتُ وَادِي الأَنْصَارِ أَوْ شِعْبَ الأَنْصَارِ». متفق عليه.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau bukan karena hijrah niscaya aku adalah orang Anshar, jikalau orang-orang melewati suatu lembah dan kaum Anshar melewati suatu lembah atau lereng niscaya aku akan berjalan melalui lembah yang dilewati oleh kaum Anshar atau lereng kaum Anshar“. Muttafaq alaih . [2]

Fadhilah Khulafaurrasyidin.

عن أبي موسى رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- دَخَلَ حَائطاً وَأمَرَنِي بِحِفْظِ بَابِ الحَائِطِ، فَجَاءَ رَجُلٌ يَسْتَأْذِنُ، فَقَالَ: «ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالجَنَّةِ». فَإذَا أبُو بَكْرٍ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ يَسْتَأْذِنُ، فَقَالَ: «ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالجَنَّةِ». فَإذَا عُمَرُ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ يَسْتَأْذِنُ، فَسَكَتَ هُنَيْهَةً ثُمَّ قَالَ: «ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالجَنَّةِ، عَلَى بَلْوَى سَتُصِيبُهُ» فَإذَا عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ. متفق عليه.

Dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallahu anhu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sebuah kebun dan memerintahkan kepadaku untuk menjaga pintu kebun tersebut, lalu seseorang datang minta izin untuk masuk, Nabi bersabda: “Izinkanlah dia dan beri kabar gembira kepadanya dengan surga”, ternyata yang datang adalah Abu Bakar. Lalu seseorang yang lain datang meminta izin untuk masuk, Nabi bersabda: “Izinkanlah dia dan beri kabar gembira kepadanya dengan surga”,  ternyata yang datang adalah Umar. Lalu seseorang datang lagi untuk minta izin masuk, Nabi terdiam sejenak kemudian bersabda: “Izinkan dia dan beri kabar gembira kepadanya dengan surga untuknya atas cobaan yang menimpanya”, ternyata yang datang adalah Ustman bin Affan”. Muttafaq ’alaih. [3]

عن سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه قال: خَلَّفَ رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- عَلِيَّ بْنَ أبِي طَالِبٍ، فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ الله! تُخَلِّفُنِي فِي النِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ؟ فَقَالَ: «أمَا تَرْضَى أنْ تَكُونَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى؟». متفق عليه.

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan beliau (di Madinah) pada saat perang tabuk, lalu Ali bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah engkau menunjukku menggantikan dirimu untuk  tinggal bersama para wanita dan anak-anak?. Nabi bersabda: “Tidakkah engkau ridha kedudukanmu disisiku seperti kedudukan Harun di sisi  Musa? akan tetapi tidak ada Nabi setelahku“. Muttafaq alaih . [4]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ- صلى الله عليه وسلم- كَانَ عَلَى حِرَاءٍ هُوَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ وَطَلْحَةُ وَالزُّبَيْرُ فَتَحَرَّكَتِ الصَّخْرَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ- صلى الله عليه وسلم-: «اهْدَأْ فَمَا عَلَيْكَ إِلَّا نَبِيٌّ أَوْ صِدِّيقٌ أَوْ شَهِيدٌ». أخرجه مسلم

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersama Abu Bakar, Umar, Utsman, Thalhah dan Zubair di Hira’, lalu sebuah batu besar bergerak maka Nabi r memrintahkan: “Diam ! Tidaklah di atasmu kecuali  seorang Nabi , Siddiq dan syahid “. H.R. Muslim . [5]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote

[1] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :3673 dan  Muslim no hadist: 2540.
[2] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :2744 dan  Muslim no hadist: 1059.
[3] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :3695 dan  Muslim no hadist: 2403.
[4] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :3695 dan  Muslim no hadist: 2403.
[5] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 2417.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/88503-fadhail-shahabat-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html